Wednesday, December 26, 2007

Ikhlas.

"Kalo pun itu lo ambil, gak akan menyelesaikan masalah kan?
Untuk jalan selanjutnya, gak mudah, lo tau itu. Dan kalo pun
berhasil lo dapetin, belom tentu lebih baik. Ikhlasin aja.
Kita berjuang aja."
"Gimana caranya ikhlasin hal yang kita gak mau nerima?"
-----
speechless
-----
conversation hang up

Selalu dan selalu.
Terus dan terus.
Belum selesai.

Terlihat makin buruk.
Karena memang tidak diselesaikan.
Hanya di minggirkan, sebentar,
tuk kemudian muncul lagi,
dengan pola yang sama,
dan kadang tampak lebih buruk.

No.
Tidak lebih buruk sebenernya.
Cuma karena dah lama dialamin,
jadi seperti gak beres-beres.
Dan tampak lebih buruk.

Emosi menguasai pikiran,
jadi gak bisa berfikir logis.
Mestinya dah paham apa yang harus dilakukan,
hanya karena emosi menguasai,
jadi gak keluar apa yang seharusnya.

Mending mundur sejenak dari ini semua,
keluar dari rutinitas yang ada.
Ke suatu keadaan hening.
Ke sebuah kesunyian.
Hingga akhirnya,
pikiran logis dapat lagi hadir.
Tuk kemudia paham apa yang harusnya dilakukan.

Bukan, bukan karena otak mu tumpul.
Pun bukan karena kau tidak punya hati.
Apalagi hilang tanggung jawab.
Aku tau,
kau punya semua itu.

Terlalu banyak hadir dalam pikiran.
Terlalu banyak cabang di otak.
Terlalu banyak orang hadir di hati mu.
Hingga skala prioritas tidak lagi berarti.

Harus pandai memetakan,
apa yang sesungguhnya terjadi.
First thing first.

Untuk ikhlas memang harus dilatih.
Menerima keadaan, itu kuncinya.
Harus lah diterima,
apa pun kondisinya.
Gak mudah memang.
Apalagi tuk hal yang tidak diingini dari awal.
Tapi percayalah, terbaik menurut mu,
belum tentu terbaik menurut-Nya.

Bukan tidak mungkin kau raih mimpi.
Kejarlah mimpi itu.
Coba kau raih,
hingga batas tak tertutup.
Namun, selagi belum dapat,
kau nikmati apa yang ada.
Karena orang terbaik adalah,
yang bisa bersukur atas apa kondisinya saat ini.

Bukan jadi tidak menerima,
ato selalu merasa rendah,
karena memang kau tidak rendah.
Kau tinggi, di atas sana,
tapi kau terlalu sering liat ke atas,
hingga tak tau kau sudah di atas.

Lihat lah ke bawah,
masih banyak yang lebih bawah dari mu.
Namun mereka bahagia.
Tidak kah kau ingin seperti mereka?
Bahagia atas apa yang dimiliki,
tanpa harus merasa terbebani,
atau pun sakit kepala.
Kuncinya satu.. bersukur.

Aku paham,
kau tetap ingin meraih mimpi.
Raihlah,
kejarlah,
gapai semua mimpi mu.
Bukan tidak mungkin.
Bukan mustahil
Aku tau kau mampu.

Dengan berjalan santai,
menerima apa yang ada,
berusaha menggapai mimpi,
kelak kau akan tenang.
Ikhlas pun kau jelang.

Pastikan kau tau,
mereka disana,
menantimu,
menunggumu,
kembali menjadi dirimu.

Yang kuat,
ceria,
bahagia,
hangat,
penuh kasih,
mimpi,
dan keinginan.

Aku tau..
kamu pasti bisa.
Ikhlas kan semua sayang.
Sekarang.