Wednesday, October 11, 2006

Terhempas

Hempasan itu begitu keras..
Kuat menghantam hingga sanubari.

Jarum jam terus berdetak
Penanda waktu terus berjalan
Kehidupan kan terus ada
Hingga matahari terbit dari barat

Aku melangkah sendiri
Mengusir sepi
Menikmati hidup
Dengan hikmat
Walau semu batas nikmat
Apalagi hikmat

Tanyakan pada batu karang
Berapa kali dirinya terhempas air laut
Akankah dia tetap di tempatnya
Menunggu hempasan berikutnya

Mungkin juga tidak
Lebih baik melebur bersama air
Agar tidak lagi dirasa
Hempasan yang menyakitkan

Akan kah kau tau
Aku disini sendiri
Menunggu mentari bersinar terang
Ke dalam ruang kelabu
Membuat gelap menjadi terang

Bukan
Bukan maksudku menghakimi
Aku hanya bercerita
Tentang hempasan yang begitu keras
Menghujam sampai ke dasar
Memberi luka yang merongga

Tuesday, October 10, 2006

Ngantuk

Ngantuk..
Sejenis senyawa berbahaya dalam tubuh yang tidak dapat dikendalikan.
Ngantuk..
Sebuah sikap tubuh yang dengan tiba-tiba dan tidak dapat direncanakan.
Ngantuk..
Sebuah gaya hidup yang selalu dimiliki setiap manusia normal.
Ngantuk..
Sebuah kebutuhan untuk memberi nutrisi pada tubuh dan jiwa.
Ngantuk..
Sebuah keadaan diluar kontrol yang membawa efek positif dan negatif.
Ngantuk..
Sebuah kondisi untuk merebahkan tubuh di atas bidang datar.
Ngantuk..
Sedang saya alami sekarang ini, hari ini, jam ini, menit ini, detik ini.

Monday, October 09, 2006

Friday, October 06, 2006

Aku.. Dia.. Dan masa itu.

Datang ku disambut ramah. Oleh keluargamu.
Mama. Papa. Abang. Kamu. Semua hadir.
Kita nikmati hari.

Ruang tamu. Ruang makan. Ruang tivi.
Kamar. Kamar mandi. Kamar belakang.
Halaman depan. Halaman samping. Halaman belakang.
Semua indah. Semua menyapa. Hangat.

Tertawa. Bercerita. Tertawa. Bercerita.
Makan. Tertawa. Minum. Tertawa.
Penuh keceriaan. Penuh keramahan.

Hari itu semua indah.
Hari itu semua menyenangkan.
Hari itu semua berjalan lancar.
Hari itu semua mimpi menjadi nyata.

Ya Alloh.. wujudkan mimpi ku..
Aku.. Dia.. Dan masa itu.

Thursday, October 05, 2006

Banyak mau

"Jadi orang banyak maunya banget sih. Heran."
"Biarin. Emang salah kalo kita kepengen sesuatu?"
"Gue gak bilang salah. Tapi capek aja dengernya.
Sebentar bilang mo ganti hape. Sebentar bilang mo beli kamera.
Sebentar lagi bilang mo beli motor. Sebentar lagi bilang mo beli mobil."
"Hehehe.. Belom lagi ditambah gue bilang mo kuliah."
"Iya, itu juga. Tuh, banyak kan maunya?.. Jadi orang kok banyak maunya."
"Kalo gak banyak maunya, bukan gue namanya. Hehehe.."

Sepenggal obrolan singkat. Tapi memang begitu adanya.
Namanya manusia pasti kan banyak maunya.
Tergantung masing-masing orangnya, akan gimana dengan kemauannya itu.
Nah gue, termasuk orang yang suka keukeuh ma apa yang gue mau.
Dah gitu banyak lagi maunya.
Gak cuma satu. Ato dua. Melainkan banyak. keukeuh mode on.

Sampe detik ini gue belom menikah juga katanya karena banyak maunya.
Weh. Rasanya enggak deh kalo itu.
Karena belom ketemu yang pas aja kali.
Tapi banyak orang bilang alasan gue belom menikah karena itu.
Hi you guys, gak usah sok tau kalo belom kenal gue.
Tiap orang kan pasti punya kriteria sendiri untuk pasangan hidupnya.
Begitu juga gue. Ada beberapa kriteria primer.
Dan ada beberapa kriteria sekunder juga.

Nah, kalo sampe detik ini gue memilih untuk tetap sendiri
ya karena belom ketemu ama yang gue inginkan itu.
Tapi bener, itu standar biasa aja kok. Gak muluk-muluk.
Standar cewek kebanyakan. Standar manusia biasa aja.
Dan kriteria standar untuk seorang suami.

Semoga sih dalam waktu dekat segera ketemu yang pas.
Biar predikat perempuan-banyak-maunya tidak lagi menempel.
Hehehehe...

Wednesday, October 04, 2006

Bersukur

"Banyak orang terpenjara oleh pekerjaannya ya mbak?.."
Diana, sepupuku, tiba2 mengucapkan itu.
"Kenapa kok lo tiba2 ngomong begitu?.." balas ku.
"Itu beberapa teman ku baru aja telfon, curhat, tentang pekerjaan.
Dan semua bilang kalo gak cocok, mo resign, bete, dan sebagainya.
Tapi mereka gak bisa begitu aja keluar, karena mereka masih butuh
gaji dari pekerjaan nya itu. Kamu kan juga gitu mbak."

Yap, begitulah sepenggal obrolan kita.
Dan memang yang terjadi demikian, banyak orang terpenjara.
Tapi tidak dalam sel, tidak dalam ruang tahanan.
Melainkan di sebuah ruang yang disebut kantor. Pekerjaan.
Yang dilakoni dari hari ke hari.

Bukan bermaksud tidak bersukur dengan apa yang sudah didapat.
Bukan juga menafikkan apa yang sudah kantor berikan ke aku.
Tapi memang sangat tidak menyenangkan apabila kita harus
mengerjakan pekerjaan yang tidak kita sukai. Not in my shoes.

Untuk sebagian orang mungkin hal itu tidak jadi masalah.
Bukan hal yang sulit untuk dapat adaptasi di tempat baru.
Bukan hal yang sulit juga adaptasi di pekerjaan.
Walopun pekerjaan itu tidak sesuai minat.
Walopun pekerjaan itu tidak sesuai kehendak hati.
Tapi untuk sebagian lain, hal ini jadi masalah. Big trouble.

Namun juga tidak boleh gegabah.
Harus diingat juga niat awal bekerja itu untuk apa.
Hanya untuk menyalurkan energi kah?..
Atau untuk menyalurkan bakat kah?..
Atau untuk mengakomodir minat kah?..
Atau sudah menjadi kewajiban?..
Karena memang kita membutuhkan uang dari gaji yang didapat.

Nah, akan lebih menyenangkan apabila point diatas semua terpenuhi.
Akan lebih menyenangkan dalam menjalaninya.
Tapi harus diingat, di dunia ini seringkali apa yang kita inginkan
belum tentu bisa dengan mudah kita dapatkan.
Jadi, perlu kebesaran hati untuk dapat berdamai dengan situasi yang ada.
Agar tidak lagi kesakitan yang didapat.
Agar dapat dengan tenang dan bijak menjalankan hari.
Agar dapat sedikit demi sedikit mendapat yang diinginkan.
Agar dapat bersukur.
Sesungguhnya sebutir debu terbang pun atas kehendak-Nya.