"Banyak orang terpenjara oleh pekerjaannya ya mbak?.."
Diana, sepupuku, tiba2 mengucapkan itu.
"Kenapa kok lo tiba2 ngomong begitu?.." balas ku.
"Itu beberapa teman ku baru aja telfon, curhat, tentang pekerjaan.
Dan semua bilang kalo gak cocok, mo resign, bete, dan sebagainya.
Tapi mereka gak bisa begitu aja keluar, karena mereka masih butuh
gaji dari pekerjaan nya itu. Kamu kan juga gitu mbak."
Yap, begitulah sepenggal obrolan kita.
Dan memang yang terjadi demikian, banyak orang terpenjara.
Tapi tidak dalam sel, tidak dalam ruang tahanan.
Melainkan di sebuah ruang yang disebut kantor. Pekerjaan.
Yang dilakoni dari hari ke hari.
Bukan bermaksud tidak bersukur dengan apa yang sudah didapat.
Bukan juga menafikkan apa yang sudah kantor berikan ke aku.
Tapi memang sangat tidak menyenangkan apabila kita harus
mengerjakan pekerjaan yang tidak kita sukai. Not in my shoes.
Untuk sebagian orang mungkin hal itu tidak jadi masalah.
Bukan hal yang sulit untuk dapat adaptasi di tempat baru.
Bukan hal yang sulit juga adaptasi di pekerjaan.
Walopun pekerjaan itu tidak sesuai minat.
Walopun pekerjaan itu tidak sesuai kehendak hati.
Tapi untuk sebagian lain, hal ini jadi masalah. Big trouble.
Namun juga tidak boleh gegabah.
Harus diingat juga niat awal bekerja itu untuk apa.
Hanya untuk menyalurkan energi kah?..
Atau untuk menyalurkan bakat kah?..
Atau untuk mengakomodir minat kah?..
Atau sudah menjadi kewajiban?..
Karena memang kita membutuhkan uang dari gaji yang didapat.
Nah, akan lebih menyenangkan apabila point diatas semua terpenuhi.
Akan lebih menyenangkan dalam menjalaninya.
Tapi harus diingat, di dunia ini seringkali apa yang kita inginkan
belum tentu bisa dengan mudah kita dapatkan.
Jadi, perlu kebesaran hati untuk dapat berdamai dengan situasi yang ada.
Agar tidak lagi kesakitan yang didapat.
Agar dapat dengan tenang dan bijak menjalankan hari.
Agar dapat sedikit demi sedikit mendapat yang diinginkan.
Agar dapat bersukur.
Sesungguhnya sebutir debu terbang pun atas kehendak-Nya.