Sunday, April 06, 2008

Aku inginkan.

Aku tak akan pernah meminta mu menjelaskan. Karena aku pernah mencoba meminta dan kamu tidak memberikan seperti yang aku inginkan. Aku tidak ingin mendapat jawaban tidak mengenakkan lagi.

Aku ingin kamu tau, bahwa sesungguhnya aku begitu menaruh perhatian pada dirimu. Bahwa aku ingin sekali kamu menjadi bagian dalam hidup ku. Bahwa aku pun ingin menjadi bagian dari hidupmu. Tapi aku tak tahu, apakah itu mungkin.

Hidup mu penuh perjuangan, itu yang kau bilang berkali-kali kepada ku. Aku pun begitu. Namun tidak lah perlu aku jelaskan kepada mu. Toh itu tidak akan membuat ku tampak menjadi lebih baik juga. Kamu bilang ingin sekali memberikan cahaya baru dalam hidup keluarga mu. Karena mereka membutuhkan itu untuk dapat menaiki tangga kehidupan. Kalau saja kamu jeli, tidak saja kamu yang menginginkan itu, semua orang pun akan begitu dengan keluarganya. Ingin kan yang terbaik dan bila perlu memberikan kesejahteraan lebih baik. Tidak hanya kamu.

Tapi aku bisa apa. Aku tidak bisa ikut campur terlalu dalam kehidupan mu. Walau pun aku ingin. Bukan karena aku sok ingin ikut campur, aku hanya ingin menjadi bagian yang ikut mengalir dalam roda hidup mu. Aku tidak ingin menjadi tamu tidak diundang, tapi juga tidak ingin menjadi penonton. Aku ingin ikut terlibat. Aku ingin ikut aktif di dalamnya. Iya, aku memang tidak mengatakan itu kepada mu. Karena aku terlalu takut. Takut kalau kau akan mementahkan niat ku itu. Takut kalau kau menolak ku. Takut kalau kau tiba-tiba menjah dari hidup ku. Tapi ternyata, apa yang terjadi sekarang pun begitu. Aku tidak bicara apa-apa kepada mu. Aku hanya memandang mu dari jauh. Aku hanya mengikuti hidup mu dari jarak yang bisa diamati. Aku tidak berani terlalu mendekat. Dan kamu ternyata tetap menjauh. Berjalan menjauhi hidup ku, makin membuat jarak yang kentara antara kita. Aku tak tau pasti apa sebabnya. Yang aku rasakan bahwa kita semakin menjauh. Aku menyadari. Entah kau sadari atau tidak.

Kalau sudah begini, akan lebih baik kalau aku mengutarakan apa yang sudah aku fikirkan. Karena bisa jadi efeknya akan sama. Kau tetap menjauh. Tapi, belom tentu. Bisa jadi akan lebih buruk. Ah sudahlah. Yang pasti kita sekarang jauh. Kau disana. Aku disini. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, pun tidak tau bagaimana memperbaikinya lagi. Jarak kita semakin membentang.

Aku sudah putuskan, untuk tidak lagi menginginkan mu. Aku sudah memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan mu. Karena (mungkin) kita memang di takdir kan hanya sebagai teman, sebagai sahabat. Kalau ada yang mengharap, bisa jadi akan merusak apa yang baik ini. Kamu adalah orang baik. Aku tidak akan menyangkal itu. Semoga kau mendapatkan apa yang diinginkan. Begitu pun aku, mendapatkan apa yang aku inginkan.