Susah sekali untuk konsentrasi.
Harus dapet dulu moodnya baru bisa konsentrasi.
Harus bener-bener diusahain dulu.
Kalo cum selintasan, yang ada gini nih,
Iseeng aja postingan terus.
Nulis-nulis gak penting terus.
Padahal harusnya gue nulis hal yang bikin bos gue seneng,
Which is itu mengerjakan apa yang menjadi kewajiban gue.
Lah ini yang ada gue malah seliwar seliwer aja di word.
Nyoret-nyoret apa yang kepikiran.
Tanpa mengabaikan kewajiban gue.
Hueeee.... huhuhuhu.
Monday, April 07, 2008
Sunday, April 06, 2008
Aku inginkan.
Aku tak akan pernah meminta mu menjelaskan. Karena aku pernah mencoba meminta dan kamu tidak memberikan seperti yang aku inginkan. Aku tidak ingin mendapat jawaban tidak mengenakkan lagi.
Aku ingin kamu tau, bahwa sesungguhnya aku begitu menaruh perhatian pada dirimu. Bahwa aku ingin sekali kamu menjadi bagian dalam hidup ku. Bahwa aku pun ingin menjadi bagian dari hidupmu. Tapi aku tak tahu, apakah itu mungkin.
Hidup mu penuh perjuangan, itu yang kau bilang berkali-kali kepada ku. Aku pun begitu. Namun tidak lah perlu aku jelaskan kepada mu. Toh itu tidak akan membuat ku tampak menjadi lebih baik juga. Kamu bilang ingin sekali memberikan cahaya baru dalam hidup keluarga mu. Karena mereka membutuhkan itu untuk dapat menaiki tangga kehidupan. Kalau saja kamu jeli, tidak saja kamu yang menginginkan itu, semua orang pun akan begitu dengan keluarganya. Ingin kan yang terbaik dan bila perlu memberikan kesejahteraan lebih baik. Tidak hanya kamu.
Tapi aku bisa apa. Aku tidak bisa ikut campur terlalu dalam kehidupan mu. Walau pun aku ingin. Bukan karena aku sok ingin ikut campur, aku hanya ingin menjadi bagian yang ikut mengalir dalam roda hidup mu. Aku tidak ingin menjadi tamu tidak diundang, tapi juga tidak ingin menjadi penonton. Aku ingin ikut terlibat. Aku ingin ikut aktif di dalamnya. Iya, aku memang tidak mengatakan itu kepada mu. Karena aku terlalu takut. Takut kalau kau akan mementahkan niat ku itu. Takut kalau kau menolak ku. Takut kalau kau tiba-tiba menjah dari hidup ku. Tapi ternyata, apa yang terjadi sekarang pun begitu. Aku tidak bicara apa-apa kepada mu. Aku hanya memandang mu dari jauh. Aku hanya mengikuti hidup mu dari jarak yang bisa diamati. Aku tidak berani terlalu mendekat. Dan kamu ternyata tetap menjauh. Berjalan menjauhi hidup ku, makin membuat jarak yang kentara antara kita. Aku tak tau pasti apa sebabnya. Yang aku rasakan bahwa kita semakin menjauh. Aku menyadari. Entah kau sadari atau tidak.
Kalau sudah begini, akan lebih baik kalau aku mengutarakan apa yang sudah aku fikirkan. Karena bisa jadi efeknya akan sama. Kau tetap menjauh. Tapi, belom tentu. Bisa jadi akan lebih buruk. Ah sudahlah. Yang pasti kita sekarang jauh. Kau disana. Aku disini. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, pun tidak tau bagaimana memperbaikinya lagi. Jarak kita semakin membentang.
Aku sudah putuskan, untuk tidak lagi menginginkan mu. Aku sudah memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan mu. Karena (mungkin) kita memang di takdir kan hanya sebagai teman, sebagai sahabat. Kalau ada yang mengharap, bisa jadi akan merusak apa yang baik ini. Kamu adalah orang baik. Aku tidak akan menyangkal itu. Semoga kau mendapatkan apa yang diinginkan. Begitu pun aku, mendapatkan apa yang aku inginkan.
Aku ingin kamu tau, bahwa sesungguhnya aku begitu menaruh perhatian pada dirimu. Bahwa aku ingin sekali kamu menjadi bagian dalam hidup ku. Bahwa aku pun ingin menjadi bagian dari hidupmu. Tapi aku tak tahu, apakah itu mungkin.
Hidup mu penuh perjuangan, itu yang kau bilang berkali-kali kepada ku. Aku pun begitu. Namun tidak lah perlu aku jelaskan kepada mu. Toh itu tidak akan membuat ku tampak menjadi lebih baik juga. Kamu bilang ingin sekali memberikan cahaya baru dalam hidup keluarga mu. Karena mereka membutuhkan itu untuk dapat menaiki tangga kehidupan. Kalau saja kamu jeli, tidak saja kamu yang menginginkan itu, semua orang pun akan begitu dengan keluarganya. Ingin kan yang terbaik dan bila perlu memberikan kesejahteraan lebih baik. Tidak hanya kamu.
Tapi aku bisa apa. Aku tidak bisa ikut campur terlalu dalam kehidupan mu. Walau pun aku ingin. Bukan karena aku sok ingin ikut campur, aku hanya ingin menjadi bagian yang ikut mengalir dalam roda hidup mu. Aku tidak ingin menjadi tamu tidak diundang, tapi juga tidak ingin menjadi penonton. Aku ingin ikut terlibat. Aku ingin ikut aktif di dalamnya. Iya, aku memang tidak mengatakan itu kepada mu. Karena aku terlalu takut. Takut kalau kau akan mementahkan niat ku itu. Takut kalau kau menolak ku. Takut kalau kau tiba-tiba menjah dari hidup ku. Tapi ternyata, apa yang terjadi sekarang pun begitu. Aku tidak bicara apa-apa kepada mu. Aku hanya memandang mu dari jauh. Aku hanya mengikuti hidup mu dari jarak yang bisa diamati. Aku tidak berani terlalu mendekat. Dan kamu ternyata tetap menjauh. Berjalan menjauhi hidup ku, makin membuat jarak yang kentara antara kita. Aku tak tau pasti apa sebabnya. Yang aku rasakan bahwa kita semakin menjauh. Aku menyadari. Entah kau sadari atau tidak.
Kalau sudah begini, akan lebih baik kalau aku mengutarakan apa yang sudah aku fikirkan. Karena bisa jadi efeknya akan sama. Kau tetap menjauh. Tapi, belom tentu. Bisa jadi akan lebih buruk. Ah sudahlah. Yang pasti kita sekarang jauh. Kau disana. Aku disini. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, pun tidak tau bagaimana memperbaikinya lagi. Jarak kita semakin membentang.
Aku sudah putuskan, untuk tidak lagi menginginkan mu. Aku sudah memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan mu. Karena (mungkin) kita memang di takdir kan hanya sebagai teman, sebagai sahabat. Kalau ada yang mengharap, bisa jadi akan merusak apa yang baik ini. Kamu adalah orang baik. Aku tidak akan menyangkal itu. Semoga kau mendapatkan apa yang diinginkan. Begitu pun aku, mendapatkan apa yang aku inginkan.
Tidak Menyerah
Seorang teman bilang bahwa kita harus bersukur apabila masih diberi pilihan. Artinya kita bisa mencoba menentukan arah hidup, walau tau pada akhirnya bukan kita juga yang nentuin, tapi minimal dengan ada pilihan kita jadi lebih bersemangat.
Yak bener, pilihan bisa jadi penyemangat dalam hidup. Entah apa pun itu bentuknya. Karena ego sebagai manusia yang suka pengen sok tau seperti diberi wadah ketika ada pilihan. Kita akan dengan sok memilih. Mencari yang paling sesuai dengan hati dah pikiran kita. Tapi di perjalanan, atau pun pada proses memilih, ada ’kekuatan lain’ yang ikut berperan yang tanpa kita sadari mempengaruhi segalanya. Itu tak lain datang dari Sang Maha Menentukan. Dah tau kan kalo manusia tuh jangan pernah sok tau untuk ikut nentuin, karena toh kita gak pernah tau apa yang sesungguhnya terbaik untuk kita.
Cuma ya itu tadi, kalau ada pilihan, kita seperti diberi wadah. Kita seperti diberi modal untuk mencoba menentukan apa yang ingin kita lakukan. Tapi sayangnya, gak setiap orang dan gak setiap hal yang kita lakukan diberi pilihan. Banyak hal yang terjadi pada kita bukan karena kita mau melakukan, tapi memang karena tidak ada pilihan lain selain melakukan hal itu. Sukur-sukur kalau apa yang terpaksa dilakukan itu pada akhirnya memberikan kesenangan, atao minimal dapat dimanfaatkan hasilnya. Akan tambah nyesek kalau pada satu titik itu benar-benar hanya keterpaksaan yang tiada berarti. Tapi husnudzon aja yah ama Yang Maha Mengatur, gak mungkin lah Dia ngasi sesuatu kalau memang itu bukan untuk kebaikan kita. Cuma mungkin caranya mandang aja yang kurang tepat, bisa jadi sekarang tampak tidak mengenakkan bagi yang menjalani. Tapi yakin deh kalo itu pasti akan disukuri suatu hari nanti.
Untuk bertahan dan tidak menyerah begitu saja pada keadaan adalah bukan hal yang mudah. Tidak semua orang dapat melakukannya. Butuh kebesaran hati dan jiwa untuk terus bergerak dinamis mengikuti roda kehidupan yang terus berputar, kita sadari atau tidak.
Aku, seperti yang sudah-sudah, memutuskan untuk tidak menyerah. Tidak akan berhenti. Sampai kapan pun. Mungkin sampai aku mendapatkan makna dari sebuah perjuangan akan kehidupan yang layak. Apa pun makna dari kehidupan layak itu. Aku ingin, kalau pada waktunya aku berhenti, bukan dari aku yang memutuskan untuk itu. Tapi karena memang roda hidup sudah tidak dapat lagi memasukkan aku dalam putarannya.
Yak bener, pilihan bisa jadi penyemangat dalam hidup. Entah apa pun itu bentuknya. Karena ego sebagai manusia yang suka pengen sok tau seperti diberi wadah ketika ada pilihan. Kita akan dengan sok memilih. Mencari yang paling sesuai dengan hati dah pikiran kita. Tapi di perjalanan, atau pun pada proses memilih, ada ’kekuatan lain’ yang ikut berperan yang tanpa kita sadari mempengaruhi segalanya. Itu tak lain datang dari Sang Maha Menentukan. Dah tau kan kalo manusia tuh jangan pernah sok tau untuk ikut nentuin, karena toh kita gak pernah tau apa yang sesungguhnya terbaik untuk kita.
Cuma ya itu tadi, kalau ada pilihan, kita seperti diberi wadah. Kita seperti diberi modal untuk mencoba menentukan apa yang ingin kita lakukan. Tapi sayangnya, gak setiap orang dan gak setiap hal yang kita lakukan diberi pilihan. Banyak hal yang terjadi pada kita bukan karena kita mau melakukan, tapi memang karena tidak ada pilihan lain selain melakukan hal itu. Sukur-sukur kalau apa yang terpaksa dilakukan itu pada akhirnya memberikan kesenangan, atao minimal dapat dimanfaatkan hasilnya. Akan tambah nyesek kalau pada satu titik itu benar-benar hanya keterpaksaan yang tiada berarti. Tapi husnudzon aja yah ama Yang Maha Mengatur, gak mungkin lah Dia ngasi sesuatu kalau memang itu bukan untuk kebaikan kita. Cuma mungkin caranya mandang aja yang kurang tepat, bisa jadi sekarang tampak tidak mengenakkan bagi yang menjalani. Tapi yakin deh kalo itu pasti akan disukuri suatu hari nanti.
Untuk bertahan dan tidak menyerah begitu saja pada keadaan adalah bukan hal yang mudah. Tidak semua orang dapat melakukannya. Butuh kebesaran hati dan jiwa untuk terus bergerak dinamis mengikuti roda kehidupan yang terus berputar, kita sadari atau tidak.
Aku, seperti yang sudah-sudah, memutuskan untuk tidak menyerah. Tidak akan berhenti. Sampai kapan pun. Mungkin sampai aku mendapatkan makna dari sebuah perjuangan akan kehidupan yang layak. Apa pun makna dari kehidupan layak itu. Aku ingin, kalau pada waktunya aku berhenti, bukan dari aku yang memutuskan untuk itu. Tapi karena memang roda hidup sudah tidak dapat lagi memasukkan aku dalam putarannya.
Taun ini
Taun ini ingin aku menyelesaikannya.
Taun ini ingin aku menemukannya.
Taun ini ingin aku menjalaninya.
Taun ini ingin aku mencecapnya.
Taun ini ingin aku menyudahinya.
Taun ini ingin aku bersamanya.
Taun ini ingin aku menentukannya.
Taun ini ingin aku kita bersama.
Selamanya. Selalu. Bersama.
Bersama kamu.
Taun ini ingin aku menemukannya.
Taun ini ingin aku menjalaninya.
Taun ini ingin aku mencecapnya.
Taun ini ingin aku menyudahinya.
Taun ini ingin aku bersamanya.
Taun ini ingin aku menentukannya.
Taun ini ingin aku kita bersama.
Selamanya. Selalu. Bersama.
Bersama kamu.
Thursday, April 03, 2008
Simply Love Me
Yes Dear, u're no longer at my heart,
either in my head.
Im no longer looking after u.
Im giving up my soul for searching ur heart.
Im not the one whose gonna winning it.
Not in ur condition now.
I know i have to stop.
I know i have to move on.
I know i must change my point of view about u.
U're the best,
The best that i known.
But u're not the one whose gonna walk by my side.
I'd rather choose him.
The one that i want.
The want that i think more understand me.
The want that i think more knowing me.
The want that i think more simply love me.
either in my head.
Im no longer looking after u.
Im giving up my soul for searching ur heart.
Im not the one whose gonna winning it.
Not in ur condition now.
I know i have to stop.
I know i have to move on.
I know i must change my point of view about u.
U're the best,
The best that i known.
But u're not the one whose gonna walk by my side.
I'd rather choose him.
The one that i want.
The want that i think more understand me.
The want that i think more knowing me.
The want that i think more simply love me.
Ingkar Janji
Janji adalah hutang,
Hutang harus dibayar.
Iya, aku tau janji itu hutang,
aku pun tau sangat hutang harus dibayar.
Aku tau ini harus diselesaikan,
Aku pun tau ini harus dikerjakan,
Sesuai janji yang telah di berikan,
Sesuai janji yang telah di ucapkan,
Tapi aku gagal..
Gagal menyelesaikan janji,
Gagal membayar hutan,
Seperti yang aku janjikan.
Huaaaa... Maafkan akuuuu.
*janji-nyelesein-kerjaan-tapi-telat*
Hutang harus dibayar.
Iya, aku tau janji itu hutang,
aku pun tau sangat hutang harus dibayar.
Aku tau ini harus diselesaikan,
Aku pun tau ini harus dikerjakan,
Sesuai janji yang telah di berikan,
Sesuai janji yang telah di ucapkan,
Tapi aku gagal..
Gagal menyelesaikan janji,
Gagal membayar hutan,
Seperti yang aku janjikan.
Huaaaa... Maafkan akuuuu.
*janji-nyelesein-kerjaan-tapi-telat*
4 April 2008
Selamat ulang taun..
Semoga panjang umur,
Sehat lahir batin,
Rejekinya tambah berkah,
Rejekinya tambah banyak,
Semoga apa yang diinginkan taun ini tercapai!
Aku mendoakan mu Teman,
Semoga di hari jadi mu ini,
Kau mendapatkan kebahagiaan,
Mendapatkan kesenangan,
Mendapatkan keceriaan.
Semoga apa yang pernah kau impikan,
apa yang pernah kau inginkan,
apa yang pernah kau angankan,
apa yang pernah kau ucapkan,
tercapai dan terkabul di hari ini.
Di hari bahagia mu,
Di hari jadi mu,
Di hari keberkahan mu,
Amin.
*Untuk seorang-teman-pns-fotografer-wannabe*
Semoga panjang umur,
Sehat lahir batin,
Rejekinya tambah berkah,
Rejekinya tambah banyak,
Semoga apa yang diinginkan taun ini tercapai!
Aku mendoakan mu Teman,
Semoga di hari jadi mu ini,
Kau mendapatkan kebahagiaan,
Mendapatkan kesenangan,
Mendapatkan keceriaan.
Semoga apa yang pernah kau impikan,
apa yang pernah kau inginkan,
apa yang pernah kau angankan,
apa yang pernah kau ucapkan,
tercapai dan terkabul di hari ini.
Di hari bahagia mu,
Di hari jadi mu,
Di hari keberkahan mu,
Amin.
*Untuk seorang-teman-pns-fotografer-wannabe*
Monday, March 31, 2008
April
Bulan April menjelang sudah. Perlahan tapi pasti. Bergerak. Menuju akhir tahun. Kiranya setiap pergerakannya adalah anugerah. Harusnya menjadi titik syukur seorang hamba terhadap penciptanya. Namun kali ini sedikit berbeda. Entah apa rasanya. Sesuatu yang lain. Semua memang ada awal. Pun setiap episode pasti ada akhir.
Rasa ini begitu kuat. Begitu mempengaruhi pergerakan yang lain. Begitu menguasai. Kalau saja ku tahu apa ini yang ku rasa, mungkin akan mudah tuk mengerti. Tapi ku paham, tidak semua yang terjadi harus di mengerti. Ada kalanya kita harus tetap bergerak walau tidak mengerti apa yang terjadi. Seperti ombak yang selalu ada di bibir pantai, mungkin kadang dia tidak tau, untuk apa selalu mengunjungi pantai. Begitu juga aku, kadang tidak mengerti untuk apa selalu bergerak. Seperti mengejar sesuatu, namun entah apa. Entah sampai kapan. Entah kapan titik akhir itu ada.
Bulan ini seperti juga bulan lain, tidak mengerti mengapa dia hadir. Pada tahun ini. Pada masa ini. Yang di mengerti adalah sudah masanya dia hadir. Di tunggu atau tidak. Di hindari atau tidak. Aku, sebenarnya menghindari bulan ini. Karena di sini aku kan mengerti bahwa setiap masa ada waktu. Setiap kehidupan ada waktunya. Setiap waktu selalu berkurang ketika dijalani. Dan di bulan ini, waktu ku semakin berkurang.
Aku paham, setiap waktu pasti ada masanya. Setiap waktu pasti berkurang. Di sadari atau tidak. Tapi kali ini, rasanya ingin menghentikan waktu. Berhenti sebentar disini. Untuk beri kesempatan aku membenahi. Apa yang tampak tidak pada tempatnya. Bukan aku ingin menjadi sutradara, aku hanya ingin semua tertata pada tempatnya. Ya, aku tau, tidak sepantasnya seorang hamba mengatur, apa yang di inginkan. Karena apa yang terjadi, pasti ada yang mengatur, Sang Maha Mengatur. Pun begitu dengan apa yang tampak bagiku, seperti tidak pada tempatnya, mungkin bagi Dia tidak demikian adanya.
Tapi, aku tetap manusia. Yang seringkali sok tau. Yang seringkali merasa paling benar. Yang seringkali merasa paling tau. Bukan ingin mencari pembenaran. Juga bukan ingin sok tau. Apalagi merasa paling tau. Aku hanya ingin tau, benar-benar ingin tau, apa yang sesungguhnya terjadi Ya Rabb?.. Apa yang sedang Kau susun dalam semua peristiwa ini?.. Apa yang ingin Kau rencanakan dalam semua kejadian ini?.. Aku ingin Kau terus memegang ku, erat dan tanpa lepas. Aku ingin Kau terus disana, mendampingi. Karena aku percaya, apa pun yang Kau rencanakan pasti yang terbaik buat ku. Walau ku tak tahu apa yang sedang terjadi. Ingin rasanya berdialog dengan Mu. Tentang semua yang terjadi. Aku hanya bisa bercerita pada Mu. Hanya bisa menangis di hadapan Mu.
Seperti juga di bulan ini, aku berbagi cerita. Aku berbagi kenangan. Aku berbagi keinginan. Aku sudah ceritakan apa yang ingin aku lakukan. Aku sudah berbagi apa yang menjadi impian ku di bulan ini. Aku sudah mengumbar semua tentang mimpi dan ketakutan ku di bulan ini. Maupun di bulan-bulan mendatang. Harap besar pada Mu untuk dapat meringankan langkah ini. Pun aku berharap Kau memberikan jalan keluar yang tampak indah bagi mata ku. Aku tau, Kau tidak pernah ingkar janji. Aku tau, Kau selalu ada disana buat ku. Aku pun tau, Kau tidak pernah mengingkari diri ini.
Rasa ini begitu kuat. Begitu mempengaruhi pergerakan yang lain. Begitu menguasai. Kalau saja ku tahu apa ini yang ku rasa, mungkin akan mudah tuk mengerti. Tapi ku paham, tidak semua yang terjadi harus di mengerti. Ada kalanya kita harus tetap bergerak walau tidak mengerti apa yang terjadi. Seperti ombak yang selalu ada di bibir pantai, mungkin kadang dia tidak tau, untuk apa selalu mengunjungi pantai. Begitu juga aku, kadang tidak mengerti untuk apa selalu bergerak. Seperti mengejar sesuatu, namun entah apa. Entah sampai kapan. Entah kapan titik akhir itu ada.
Bulan ini seperti juga bulan lain, tidak mengerti mengapa dia hadir. Pada tahun ini. Pada masa ini. Yang di mengerti adalah sudah masanya dia hadir. Di tunggu atau tidak. Di hindari atau tidak. Aku, sebenarnya menghindari bulan ini. Karena di sini aku kan mengerti bahwa setiap masa ada waktu. Setiap kehidupan ada waktunya. Setiap waktu selalu berkurang ketika dijalani. Dan di bulan ini, waktu ku semakin berkurang.
Aku paham, setiap waktu pasti ada masanya. Setiap waktu pasti berkurang. Di sadari atau tidak. Tapi kali ini, rasanya ingin menghentikan waktu. Berhenti sebentar disini. Untuk beri kesempatan aku membenahi. Apa yang tampak tidak pada tempatnya. Bukan aku ingin menjadi sutradara, aku hanya ingin semua tertata pada tempatnya. Ya, aku tau, tidak sepantasnya seorang hamba mengatur, apa yang di inginkan. Karena apa yang terjadi, pasti ada yang mengatur, Sang Maha Mengatur. Pun begitu dengan apa yang tampak bagiku, seperti tidak pada tempatnya, mungkin bagi Dia tidak demikian adanya.
Tapi, aku tetap manusia. Yang seringkali sok tau. Yang seringkali merasa paling benar. Yang seringkali merasa paling tau. Bukan ingin mencari pembenaran. Juga bukan ingin sok tau. Apalagi merasa paling tau. Aku hanya ingin tau, benar-benar ingin tau, apa yang sesungguhnya terjadi Ya Rabb?.. Apa yang sedang Kau susun dalam semua peristiwa ini?.. Apa yang ingin Kau rencanakan dalam semua kejadian ini?.. Aku ingin Kau terus memegang ku, erat dan tanpa lepas. Aku ingin Kau terus disana, mendampingi. Karena aku percaya, apa pun yang Kau rencanakan pasti yang terbaik buat ku. Walau ku tak tahu apa yang sedang terjadi. Ingin rasanya berdialog dengan Mu. Tentang semua yang terjadi. Aku hanya bisa bercerita pada Mu. Hanya bisa menangis di hadapan Mu.
Seperti juga di bulan ini, aku berbagi cerita. Aku berbagi kenangan. Aku berbagi keinginan. Aku sudah ceritakan apa yang ingin aku lakukan. Aku sudah berbagi apa yang menjadi impian ku di bulan ini. Aku sudah mengumbar semua tentang mimpi dan ketakutan ku di bulan ini. Maupun di bulan-bulan mendatang. Harap besar pada Mu untuk dapat meringankan langkah ini. Pun aku berharap Kau memberikan jalan keluar yang tampak indah bagi mata ku. Aku tau, Kau tidak pernah ingkar janji. Aku tau, Kau selalu ada disana buat ku. Aku pun tau, Kau tidak pernah mengingkari diri ini.
Sunday, February 17, 2008
Alhamdulillah
1. Karena komunikasi kita kembali seperti sedia kala.
Betapa bawelnya kamu menceritakan apa yang udah dibeli
dan akan dibeli minggu depan.
Betapa semangatnya kamu bercerita tentang usaha mengaduk
barang dagangan.
Betapa cerianya kamu bercerita tentang langit cerah yang
tiba-tiba berubah hujan namun tidak mengurangi semangat
memborong.
Betapa aku sangat senang akhirnya kamu kembali seperti
yang aku kenal.
2. Karena berhasil dapet sendal baru dengan ukuran yang pas.
Bukan hal yang mudah dapetin ukuran dan model yang pas.
Bukan hal yang biasa juga jalan-jalan di Mall bersama
seorang sahabat dari masa lalu.
Bercerita dengannya membuat ku semakin mensyukuri hidup.
3. Karena berhasil nonton Gelanggang Samudera dengan para ponakan.
Seperti sudah lama sekali melihat pertunjukan tersebut.
Ternyata masih membuat ku antusias untuk menonton.
Dan lebih bahagia karena para ponakan terlihat antusias.
What a wonderful weekend.. Alhamdulillah.
Betapa bawelnya kamu menceritakan apa yang udah dibeli
dan akan dibeli minggu depan.
Betapa semangatnya kamu bercerita tentang usaha mengaduk
barang dagangan.
Betapa cerianya kamu bercerita tentang langit cerah yang
tiba-tiba berubah hujan namun tidak mengurangi semangat
memborong.
Betapa aku sangat senang akhirnya kamu kembali seperti
yang aku kenal.
2. Karena berhasil dapet sendal baru dengan ukuran yang pas.
Bukan hal yang mudah dapetin ukuran dan model yang pas.
Bukan hal yang biasa juga jalan-jalan di Mall bersama
seorang sahabat dari masa lalu.
Bercerita dengannya membuat ku semakin mensyukuri hidup.
3. Karena berhasil nonton Gelanggang Samudera dengan para ponakan.
Seperti sudah lama sekali melihat pertunjukan tersebut.
Ternyata masih membuat ku antusias untuk menonton.
Dan lebih bahagia karena para ponakan terlihat antusias.
What a wonderful weekend.. Alhamdulillah.
Sukur
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)
Monday, February 11, 2008
Cinta
Bicara tentang Cinta adalah bicara tentang hati.
Bicara tentang perasaan.
Berani bicara tentang cinta,
berarti berani bicara tentang hati dan perasaan.
Berani bicara tentang cinta,
berarti berani bicara tanpa henti,
karena cinta tidak pernah habis tuk diperbincangkan,
cinta pun tidak pernah lekang oleh waktu,
pun tidak lekang oleh masa,
apalagi trend,
cinta selalu mendapat porsi dalam jagat.
Aku pernah merasakan cinta.
Saat ini pun aku merasakan cinta.
Cinta yang sangat kepada Sang Maha Pencipta.
Cinta yang sangat kepada Nabi Muhammad SAW.
Cinta yang sangat kepada makhluk-Nya.
Cinta yang sangat kepada orang tua ku, terutama Ibu.
Cinta yang sangat kepada makhluk2 mungil di rumah.
Cinta yang sangat kepada adik, kakak, seluruh kerabat.
Cinta yang sangat kepada teman, sahabat, handai taulan.
Cinta yang sangat kepada segenap seluruh makhluk.
Cinta yang sangat kepada alam yang bersih.
Cinta yang sangat kepada segala yang terjadi.
Cinta yang sangat kepada seluruh penciptaan-Nya.
Cinta yang sangat kepada seseorang yang berhasil menyita perhatian ku.
Cinta adalah sesuatu yang murni.
Cinta adalah sesuatu yang tulus.
Cinta adalah sesuatu yang mengikhlaskan.
Cinta adalah sesuatu yang meninabobokan.
Cinta adalah sesuatu yang mengharukan.
Cinta adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
Cinta adalah sesuatu yang harus diupayakan.
Cinta adalah sesuatu yang harus diraih.
Cinta adalah sesuatu yang harus membuat mu bahagia.
Cinta adalah rasa ini kepada mu.
Cinta adalah rasa ini untuk mu.
Cinta adalah yang kurasakan saat bersama mu.
Cinta adalah yang kuinginkan dari mu.
Cinta adalah yang harusnya membuat kita bahagia.
Cinta adalah yang harusnya membuat kita semakin dekat.
Cinta adalah yang harusnya membuat mu mencari aku.
Cinta adalah yang harusnya membuat aku mencari kamu.
Cinta adalah yang harusnya menyatukan kita.
Cinta ini membuat ku bahagia.
Cinta ini membuat ku menari.
Cinta ini membuat ku tersenyum.
Cinta ini membuat ku tertawa.
Cinta ini membuat ku menangis.
Cinta ini membuat ku menerima.
Cinta ini membuat ku mengerti.
Cinta ini membuat ku memahami.
Cinta ini membuat ku bersukur.
Karena-Nya aku bisa mengenal mu.
Karena-Nya kamu bisa mengenal ku.
Karena-Nya kita bisa bersama.
Karena-Nya juga kita bisa terus melangkah.
Karena-Nya juga kita akan tetap melangkah..
Bersama.
Semoga.
Amin.
Bicara tentang perasaan.
Berani bicara tentang cinta,
berarti berani bicara tentang hati dan perasaan.
Berani bicara tentang cinta,
berarti berani bicara tanpa henti,
karena cinta tidak pernah habis tuk diperbincangkan,
cinta pun tidak pernah lekang oleh waktu,
pun tidak lekang oleh masa,
apalagi trend,
cinta selalu mendapat porsi dalam jagat.
Aku pernah merasakan cinta.
Saat ini pun aku merasakan cinta.
Cinta yang sangat kepada Sang Maha Pencipta.
Cinta yang sangat kepada Nabi Muhammad SAW.
Cinta yang sangat kepada makhluk-Nya.
Cinta yang sangat kepada orang tua ku, terutama Ibu.
Cinta yang sangat kepada makhluk2 mungil di rumah.
Cinta yang sangat kepada adik, kakak, seluruh kerabat.
Cinta yang sangat kepada teman, sahabat, handai taulan.
Cinta yang sangat kepada segenap seluruh makhluk.
Cinta yang sangat kepada alam yang bersih.
Cinta yang sangat kepada segala yang terjadi.
Cinta yang sangat kepada seluruh penciptaan-Nya.
Cinta yang sangat kepada seseorang yang berhasil menyita perhatian ku.
Cinta adalah sesuatu yang murni.
Cinta adalah sesuatu yang tulus.
Cinta adalah sesuatu yang mengikhlaskan.
Cinta adalah sesuatu yang meninabobokan.
Cinta adalah sesuatu yang mengharukan.
Cinta adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
Cinta adalah sesuatu yang harus diupayakan.
Cinta adalah sesuatu yang harus diraih.
Cinta adalah sesuatu yang harus membuat mu bahagia.
Cinta adalah rasa ini kepada mu.
Cinta adalah rasa ini untuk mu.
Cinta adalah yang kurasakan saat bersama mu.
Cinta adalah yang kuinginkan dari mu.
Cinta adalah yang harusnya membuat kita bahagia.
Cinta adalah yang harusnya membuat kita semakin dekat.
Cinta adalah yang harusnya membuat mu mencari aku.
Cinta adalah yang harusnya membuat aku mencari kamu.
Cinta adalah yang harusnya menyatukan kita.
Cinta ini membuat ku bahagia.
Cinta ini membuat ku menari.
Cinta ini membuat ku tersenyum.
Cinta ini membuat ku tertawa.
Cinta ini membuat ku menangis.
Cinta ini membuat ku menerima.
Cinta ini membuat ku mengerti.
Cinta ini membuat ku memahami.
Cinta ini membuat ku bersukur.
Karena-Nya aku bisa mengenal mu.
Karena-Nya kamu bisa mengenal ku.
Karena-Nya kita bisa bersama.
Karena-Nya juga kita bisa terus melangkah.
Karena-Nya juga kita akan tetap melangkah..
Bersama.
Semoga.
Amin.
Tuesday, February 05, 2008
30. 31.
Lewat 30.
Menjelang 31.
Dag dig dug.
Entah kenapa.
Seperti persimpangan besar.
Akan lewati suatu masa.
Dan menjelang masa baru.
Mestinya adalah biasa.
Tapi entah kali ini.
Just like any other cases,
never asked something that no one can answer.
Just walk, run if necessary.
Seperti Kamu,
yang selalu jalan,
tanpa tau apa yang telah kau tinggalkan.
Menjelang 31.
Dag dig dug.
Entah kenapa.
Seperti persimpangan besar.
Akan lewati suatu masa.
Dan menjelang masa baru.
Mestinya adalah biasa.
Tapi entah kali ini.
Just like any other cases,
never asked something that no one can answer.
Just walk, run if necessary.
Seperti Kamu,
yang selalu jalan,
tanpa tau apa yang telah kau tinggalkan.
Thursday, January 31, 2008
Melangkah
Gak usah tanya Kenapa.
Karena gak ada yang tau jawabnya.
Jalan aja terus.
Tetap tegak berdiri.
Menyelesaikan yang didepan mata.
Sambil melihat kanan dan kiri.
Kiranya ada peluang untuk berbelok,
lalui.. tanpa harus berfikir lagi.
Gak perlu tanya Kenapa.
Karena gak ada yang tau jawabnya.
Tetapkan hati.
Untuk terus melangkah.
Menyelesaikan setiap tahap.
Tak perlu berfikir akan akhir.
Karena tak tahu kapan suatu akhir.
Hanya tahu semua ini adalah proses.
Menuju akhir yang kita semua tuju.
Saat jiwa meninggalkan raga.
Saat itu barulah tiba sebuah akhir.
Saat semua proses dipertanggung jawabkan.
Manusia, tak luput dari salah.
Hanya yang terus melangkah,
yang bisa menyelesaikan proses dengan baik.
Mari kita terus melangkah.
Dengan hati mantap.
Tanpa takut akan apa yang terjadi.
Percaya pada-Nya.
Pada perencanaan-Nya.
Semua sudah tertulis.
Lengkap.
Pun pasti kapan proses dan akhir.
Karena gak ada yang tau jawabnya.
Jalan aja terus.
Tetap tegak berdiri.
Menyelesaikan yang didepan mata.
Sambil melihat kanan dan kiri.
Kiranya ada peluang untuk berbelok,
lalui.. tanpa harus berfikir lagi.
Gak perlu tanya Kenapa.
Karena gak ada yang tau jawabnya.
Tetapkan hati.
Untuk terus melangkah.
Menyelesaikan setiap tahap.
Tak perlu berfikir akan akhir.
Karena tak tahu kapan suatu akhir.
Hanya tahu semua ini adalah proses.
Menuju akhir yang kita semua tuju.
Saat jiwa meninggalkan raga.
Saat itu barulah tiba sebuah akhir.
Saat semua proses dipertanggung jawabkan.
Manusia, tak luput dari salah.
Hanya yang terus melangkah,
yang bisa menyelesaikan proses dengan baik.
Mari kita terus melangkah.
Dengan hati mantap.
Tanpa takut akan apa yang terjadi.
Percaya pada-Nya.
Pada perencanaan-Nya.
Semua sudah tertulis.
Lengkap.
Pun pasti kapan proses dan akhir.
Wednesday, January 30, 2008
Liburan
Cuti 8 hari kerja.
Dapet 12 hari.
Trip Asia Tenggara.
Jakarta - Batam (nginep 1 malem)
Batam - Singapura (nginep 2 malem)
Singapura - Phuket, Thailand (nginep 2 malem)
Phuket - KL (nginep 4 malem)
Fun.
Seru.
Pengalaman baru.
Tentang banyak hal.
Negara baru.
Kota baru.
Orang-orang baru.
Pemandangan baru.
Human relation.
Friendship.
Toleransi.
Kerjasama.
Percaya.
Komunikasi.
Kurang rasanya.
Masih ingin menjelajah.
Banyak hal bisa dilihat.
Dipelajari.
Diambil hikmah.
Next destination : Mekkah.
Dapet 12 hari.
Trip Asia Tenggara.
Jakarta - Batam (nginep 1 malem)
Batam - Singapura (nginep 2 malem)
Singapura - Phuket, Thailand (nginep 2 malem)
Phuket - KL (nginep 4 malem)
Fun.
Seru.
Pengalaman baru.
Tentang banyak hal.
Negara baru.
Kota baru.
Orang-orang baru.
Pemandangan baru.
Human relation.
Friendship.
Toleransi.
Kerjasama.
Percaya.
Komunikasi.
Kurang rasanya.
Masih ingin menjelajah.
Banyak hal bisa dilihat.
Dipelajari.
Diambil hikmah.
Next destination : Mekkah.
Wednesday, January 16, 2008
Monday, January 14, 2008
Dua Sisi
Seperti dua sisi mata uang..
Berbeda.. tapi saling melekat.
Aku mengenal mu dari dua sisi itu.
Sisi yang bikin aku nyaman banget bersama kamu,
dan sisi yang bikin aku terkaget-kaget.
Entah kenapa dua sisi itu seperti tidak selaras,
namun selalu bersisian, hingga tak mudah ku pisahkan.
Mungkin memang aku belom mengetahui dirimu.
Mungkin memang aku belom memahami dirimu.
Entah mana yang sesungguhnya dirimu.
Aku berharap sisi yang membuat ku nyaman.
Bantu aku memahami dirimu.
Hingga ku paham akan sisi-sisi pribadi mu.
Yang ku tau sangat berkualitas baik.
Berbeda.. tapi saling melekat.
Aku mengenal mu dari dua sisi itu.
Sisi yang bikin aku nyaman banget bersama kamu,
dan sisi yang bikin aku terkaget-kaget.
Entah kenapa dua sisi itu seperti tidak selaras,
namun selalu bersisian, hingga tak mudah ku pisahkan.
Mungkin memang aku belom mengetahui dirimu.
Mungkin memang aku belom memahami dirimu.
Entah mana yang sesungguhnya dirimu.
Aku berharap sisi yang membuat ku nyaman.
Bantu aku memahami dirimu.
Hingga ku paham akan sisi-sisi pribadi mu.
Yang ku tau sangat berkualitas baik.
Sunday, January 13, 2008
Kita
Ternyata..
Bukan tentang Kamu.. Tapi Aku!
Bukan Kamu yang harus berubah,
Tapi Aku..
Bukan Kamu yang harus menyesuaikan,
Tapi Aku..
Bukan Kamu yang harus mendekat,
Tapi Aku..
Bukan Kamu yang harus bicara,
Tapi Aku..
..
Semestinya memang bukan Kamu atau Aku,
Tapi Kita..
Kita yang harus bicara..
Kita yang harus menyesuaikan..
Kita yang harus mendekat..
Kita yang harus bicara..
Kita yang harus mengalah..
..
Bukan hanya Aku..
Bukan hanya Kamu..
Tapi Kita..
Aku dan Kamu..
Saling..
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk bisa bertemu.
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk bisa mengerti.
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk bisa memahami.
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk dapat bersama.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya meniti.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya menjalani.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya saling mendekat.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya saling mengerti.
Karena jalan ini untuk Kita,
Makan Kita yang harusnya saling memahami.
...
Kamu pahami Aku,
Aku pahami Kamu.
Kita saling memahami.
Bukan tentang Kamu.. Tapi Aku!
Bukan Kamu yang harus berubah,
Tapi Aku..
Bukan Kamu yang harus menyesuaikan,
Tapi Aku..
Bukan Kamu yang harus mendekat,
Tapi Aku..
Bukan Kamu yang harus bicara,
Tapi Aku..
..
Semestinya memang bukan Kamu atau Aku,
Tapi Kita..
Kita yang harus bicara..
Kita yang harus menyesuaikan..
Kita yang harus mendekat..
Kita yang harus bicara..
Kita yang harus mengalah..
..
Bukan hanya Aku..
Bukan hanya Kamu..
Tapi Kita..
Aku dan Kamu..
Saling..
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk bisa bertemu.
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk bisa mengerti.
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk bisa memahami.
Kalau hanya salah satu,
rasanya mustahil untuk dapat bersama.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya meniti.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya menjalani.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya saling mendekat.
Karena jalan ini untuk Kita,
Maka Kita yang harusnya saling mengerti.
Karena jalan ini untuk Kita,
Makan Kita yang harusnya saling memahami.
...
Kamu pahami Aku,
Aku pahami Kamu.
Kita saling memahami.
Wednesday, January 02, 2008
Kamu
Kalo pun ada yang berubah,
itu Kamu.
Kalo pun ada yang harus diseimbangkan,
itu tentang Kamu.
Kalo pun ada yang harus dimengerti,
itu Kamu.
Kalo pun ada yang harus menghampiri,
itu juga Kamu.
Kalo pun ada yang harus mengatakan,
itu pasti Kamu.
Kalo pun ada yang harus membicarakan,
itu dimulai dari Kamu.
Kalo pun ada yang mengalah,
itu Kita.
Aku akan menjawab.
Aku akan menunggu.
Aku akan menemani.
Aku akan menjelaskan.
Semua hal yang Kamu pengen tau tentang Aku.
itu Kamu.
Kalo pun ada yang harus diseimbangkan,
itu tentang Kamu.
Kalo pun ada yang harus dimengerti,
itu Kamu.
Kalo pun ada yang harus menghampiri,
itu juga Kamu.
Kalo pun ada yang harus mengatakan,
itu pasti Kamu.
Kalo pun ada yang harus membicarakan,
itu dimulai dari Kamu.
Kalo pun ada yang mengalah,
itu Kita.
Aku akan menjawab.
Aku akan menunggu.
Aku akan menemani.
Aku akan menjelaskan.
Semua hal yang Kamu pengen tau tentang Aku.
Tuesday, January 01, 2008
2008
Tetep semangat,
Yang jelek2 di 2007 tinggalin,
Yang bagus2 di 2007 terusin.
Secara kualitas harus lebih baik,
Secara mental, hati dan fisik.
Teruskan langkah,
Selesaikan dengan baik.
Kalaupun harus ada yang berubah,
Selesaikan dengan elegant.
Kalaupun harus ada yang ditambah,
Selesaikan dengan manis.
Tetap melangkah,
Kepala tegak,
Hati terbuka,
Pikiran terbuka.
Bismillah hirrohman nirrohim.
Yang jelek2 di 2007 tinggalin,
Yang bagus2 di 2007 terusin.
Secara kualitas harus lebih baik,
Secara mental, hati dan fisik.
Teruskan langkah,
Selesaikan dengan baik.
Kalaupun harus ada yang berubah,
Selesaikan dengan elegant.
Kalaupun harus ada yang ditambah,
Selesaikan dengan manis.
Tetap melangkah,
Kepala tegak,
Hati terbuka,
Pikiran terbuka.
Bismillah hirrohman nirrohim.
Subscribe to:
Posts (Atom)